PENDAHULUAN
Media massa merupakan mediasi dalam
komunikasi massa untuk menyebarkan informasi kepada khalayak. Media massa
terbagi menjadi media massa elektronik dan cetak. Media massa elektronik
khususnya televisi memilki kelebihan tertentu yang membedakan dengan media
massa elektronik yang lain. Kelebihan yang dimiliki televesi menjadikan
televisi memiliki daya tarik yang kuat dalam kehidupan khalayak. Sehingga
khalayak merasa sangat membutuhkan televisi sebagai sumber dari seluruh
informasi. Televisi saat ini merupakan media massa yang “terpopuler” di
kalangan masyarakat dunia terutama masyarakat Indonesia. Beragam
tanyangan menghiasi layar kaca Indonesia, mulai dari acara berita, infotaiment, olahraga, kesehatan,
sinetron, dan masih banyak lagi, hampir 90
persen penduduk di negara-negara berkembang mengenal dan memanfaatkan televisi
sebagai sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Televisi tidak
membatasi diri hanya untuk konsumsi kalangan tertentu saja namun telah
menjangkau konsumen dari semua kalangan masyarakat tak terkecuali remaja dan
anak-anak. Program televisi yang makin bervariatif menyebabkan mereka melupakan
kebutuhan akan pendidikan mereka. Televisi seakan magnet bagi setiap orang
untuk menontonnya. Orang akan mampu melupakan kegiatannya demi menonton sebuah
tayangan televisi favoritnya. Inilah salah satu dampak buruk dari sekian dampak
buruk televisi bagi masyarakat kita.
PERSUASI
DALAM TAYANGAN TELEVISI
Persuasi adalah komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi
dan meyakinkan orang lain. Melalui persuasi setiap individu mencoba berusaha
mempengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain. Persuasi menurut Gorys Keraf suatu seni verbal yang bertujuan
untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh
pembicara atau oleh penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.
Dalam tayangan televisi
tentu saja kita sering melihat tayangan-tayangan berita, atau pemasaran suatu
produk. Dalam hal ini si pembaca berita, pasti akan menyampaikan berita dengan
sangat serius, hal ini dapat menyebabkan kita sebagai pendengar merasa percaya
atau terpengaruhi oleh berita tersebut. Iklan pemasaran suatu produk, misalnya
produk kecantikan, karena kita melihat iklan yang begitu meyakinkan dari model
iklan tersebut, pasti kita akan terpengaruh oleh iklan tersebut dan akan
membeli produk kecantikan tersebut.
TAYANGAN TELEVISI DAPAT MENIMBULKAN PERUBAHAN SIKAP
Teori perubahan sikap memberikan penjelasan bagaimana sikap seseorang
terbentuk dan bagaimana sikap itu dapat berubah melalui proses komunikasi dan
bagaimana sikap itu dapat mempengaruhi sikap tindak atau tingkah laku
seseorang. Teori perubahan sikap ini antara lain menyatakan bahwa seseorang
akan mengalami ketidaknyamanan di dalam dirinya (mental discomfort) bila ia
dihadapkan pada informasi baru atau informasi yang bertentangan dengan
keyakinannya. Keadaan tidak nyaman disebut dengan istilah disonansi, yang
berasal dari kata dissonance, yang berarti ketidakcocokan atau ketidaksesuaian
sehingga disebut juga dengan teori disonansi. Orang akan berupaya secara sadar
atau tidak untuk membatasi atau mengurangi ketidaknyamanan ini melalui tiga
proses selektif, yaitu penerimaan informasi selektif, ingatan selektif, dan
persepsi selektif.
Pemahaman
mengenai mekanisme perubahan dan mengubah sikap sangat diperlukan karena
sebagai manusia kadang-kadang kita berperan sebagai agen perubahan dan
kadang-kadang kita berperan sebagai subjek perubahan. Suatu waktu mungkin kita
yang mengingkan orang lain agar mengubah sikap dan di lain waktu mungkin kita
perlu mempertahankan sikap dari usaha-usaha yang hendak mengubahnya. Dalam hal tayangan
televisi, kita dijadikan sebagai objek dari perubahan sikap tersebut. Dalam
televisi terdapat banyak tayangan, yang dimana kita dapat berkomunikasi dengan
tayangan tersebut, walaupun tidak berkomunikasi secara langsung, dengan
kamunikasi tersebut terjadi proses mempengaruhi atau persuasi dan dapat juga
menimbulkan perubahan sikap pada penonton televisi. Perubahan sikap yang
dimaksud disini ialah seperti perubahan gaya hidup pada masyarakat, dengan
menonton tayangan televisi , gaya hidup masyarakat dapat berubah. Orang lebih
suka menonton televisi daripada terlibat dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan. Lebih dari itu adanya tingkat ketidakpercayaan yang lebih
tinggi di antara penduduk yang berakibat pada lesunya kerjasama perekonomian
dan perdagangan.
KESIMPULAN
Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tayangan televisi dapat
mempengaruhi masyarakat, dan juga dapat menimbulkan perubahan sikap pada
masyarakat. Karena masyarakat lebih senang menonton TV dari pada berkomunikasi
atau berinteraksi dengan orang lain, yang akhirnya menyebabkan mereka hanya
berinteraksi dengan media elektronik yaitu televisi.
Komunikasi
tersebut meneyebabkan masyarakat dapat terpengaruh oleh tayangan-tayangan
televisi, dan dari komunikasi tersebut pula masyarakat mengalami perubahan
sikap.
Sumber
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. (diakses pada tanggal 8 Januari 2017)
Dennis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Jakarta :
Suatu Pengantar, Erlangga,1987. (diakses pada tanggal 8 Januari 2017)
Widiharto, Argo. 2010. Psikologi
Sosial. Semarang: FIP IKIP PGRI SEMARANG. (diakses
pada tanggal 8 Januari 2017)
DR. Dedi Mulyana, M.A. 2005. “Nuansa-Nuansa Komunikasi”,
PT Remaja Rosdakarya, Bandung. (diakses
pada tanggal
Komentar
Posting Komentar