Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang menentukan jalannya konseling. Tidak hanya ilmu dan
teknik-teknik yang harus dimiliki oleh seorang konselor. Fakta dilapangan
menunjukkan, bahwa konseli (klien) tidak mau ke ruangan konselor untuk
memanfaatkan konseling karena kepribadian konselor yang mereka anggap judes,
keras, dan menakutkan. Oleh karena itu selain ilmu seorang konselor juga harus
mempunyai kepribadian yang baik, berkualitas dan dapt dipertanggung jawabkan.
Cavanagh, 1982 (Yusuf,
2009: 37) mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai
dengan karakteristik sebagai berikut :
1)
Pemahaman Diri (Self
awareness)
Self awareness berarti bahwa konselor memehami dirinya dengan baik, memahami secara pasti
apa yang akan dilakukan, mengapa dilakukan, dan masalah apa yang harus
diselesaikan. Pentingnya pemahaman diri bagi konselor diantaranya sebagai
berikut :
a) Konselor yang memiliki persepsi yang akurat tentang dirinya cenderung akan
memiliki persepsi yang akurat tentang orang lain
b) Konselor yang terampil dalam memahami dirinya, maka dia akan terampil
memahami orang lain
c) Konselor yang memahami dirinya akan mampu mengajarkan cara memahami diri
kepada orang lain
d) Pemahaman tentang diri memungkinkan konselor untuk dapat merasa dan
berkomunikasi secara jujur dengan konseli pada saat proses konseling
berlangsung.
2)
Kompeten (Competence)
Kompeten diartikan bahwa
konselor itu memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional, social, dan moral
sebagai pribadi yang berguna.
3)
Kesehatan Psikologis
Konselor yang memiliki
kesehatan psikologis yang baik memiliki kualitas sebagai berikut :
a) Memperoleh pemuasan kebutuhan rasa aman, cinta, kekuatan dan seks
b) Dapat menghadapi masalah-masalah pribadi yang dimilki
c) Menyadari kelemahan, atau keterbatasan kemampuan diri
d) Menciptakan kehidupan yang lebih baik. Konselor dapat menikmati kehidupan
secara nyaman.
4)
Dapat Dipercaya
5)
Jujur (honesty)
Jujur yang dimaksud adalah
konselor bersikap transparan (terbuka), autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini penting dalam konseling, Bersikap Hangat (Warmth) Bersikap hangat adalah konselor besikap penuh perhatian, dan memberikan
kasih sayang. Dengan rasa hangat tersebut mendorong konseli untuk mendapat
kehangatan dan melakukan “sharing” (bercerita) dengan konselor.
6)
Actives Responsiveness
Respon aktif yang dimaksud
adalah konselor dapat mengkomunikasikan perhatian dirinya terhadap kebutuhan
konseli.
7)
Sabar (Patience)
Sikap sabar konselor dalam
konseling dapat membantu konseli untuk mengembangkan diri secara alami. Sikap
sabar konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri konseli dari pada hasilnya.
8)
Kepekaan (Sensitivity)
Konselor menyadari tentang adanya
dinamika psikologis yang tersembunyi atau sifat-sifat mudah tersinggung, baik
pada diri konseli maupun dirinya sendiri. Kepekaan ini penting karena konseli
yang datang untuk meminta bantuan kepada konselor pada umumnya tidak menyadari
masalah yang sebenarnya dihadapi. Bahka ada yang tidak menyadari bahwa dirinya
bermasalah.
9)
Kesadaran Holistik (Holistic Awareness)
Pendekatan holistik dalam
konseling berarti bahwa konselor memahami klien secara utuh dan tidak
mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor sebagai
seorang ahli dalam segala hal, disini menunjukkan bahwa konselor perlu memahami
adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana
dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya.
Dimensi-dimensi itu meliputi : fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan
moral-spiritual.
Komentar
Posting Komentar